Mata ini terbuka secara terpaksa, hingga menimbulkan sesuatu yang hanya setengah. Nyawaku baru terkumpul sedikit, karena mendengar telepon genggam berbunyi sangat nyaring. Saat keadaan tidak utuhpun. Aku tetap berharap nomor telepon yang keluar dari telepon genggamku berasal seseorang yang membuat badanku sedikir bergetar takberarah, tadi malam.
Sulit menerima kenyataan, nomor itu adalah nomor sahabatku. Dan dia mengajakku pergi berkumpul di rumah temanku. Terasa lagi rasa itu, pusing kepala yang tidak memiliki obat secara nyata. Walaupun begitu aku tetap mengambil sisi positifnya, yaitu masih ada yang mencariku atau istilah lainnya membutuhkanku. Walau bukan dirinya.
Saat telepon itu kututup. Langit-langit kamarku berputar tanpa arah. Aku merasakan lagi. Serangan dari dirinya yang kubuat sendiri. Badan yang terhempas angin badai yang tak terlihat. Aku lelah, selalu menangis setiap apapun menyerangku. Saat airmata siap meluncur. Aku menahannya dengan sekuat tenaga. Kutanamkan dipikiranku, bahwa ini adalah hidup. Ku ingat semuanya dari awal. Kupertanyakan dan kujawab lagi sendiri.
Pertanyaan pertama untuk orang pertama
Mengapa begitu tega dia meninggalkanku? Dan kujawab mungkin dia memang masih tertempel di jiwa perempuan berambut panjang itu. Tapi, jawabanku salah. Tak lama dia merangkul tubuh lain. Tubuh yang bukan dimiliki oleh perempuan berambut panjang itu. Perempuan rambut panjang itu ternyata juga telah merangkul tubuh lain. Lalu, kenapa? Kenapa perempuan itu tega mengahancurkan rumahku dan dia?. Aku kira kau sangat ingin melindunginya.. tapi apa. Kau malah menyakiti aku dan dia.
Aku tau, aku tidak bisa sepenuhnya menyalahkan perempuan berambut panjang itu. Dia juga telah memeluk tubuh lain. Tubuh yang memiliki persamaan denganku. Kuperhatikan kehidupan dia dan persamaan diriku. Sangat indah, hampir tidak ada kesedihan. Tidak ada satu rayappun yang menggerogoti rumah mereka. Yang ada malah kekokohan rumah itu semakin menjadi. Kegembiraan yang dalam memnuhi rumah mereka. Dan aku hanya diam dan menampakkan senyum terpaksa dari kejauhan sambil menahan robohnya tubuh ini.
Baiklah, dia memang bukan sinar matahari pribadiku. Mungkin dia hanya transit meminta pertolongan darurat untuk hatinya yang hancur tersobek-sobek. Lalu pergi mencari rumah yang lebih aman dari segalanya. Bersikaplah yang adil! Suara itu muncul. Ya aku mengerti kok. Kuciptakan sebuah tiang untuk aku berpegang. Tiang itu mengatakan : kau itu kuat, oleh karena itu kaulah yang menjadi rumah transitnya dan kesedihanmu itu sangat berharga, karena dibalik itu terdapat kegembiraan, walaupun bukan kamu yang merasakannya.
Tiang itu sangat berguna, walaupun terkadang aku masih saja menutup mata sehingga tidak tau harus berpeganngan dengan apa. Dan walaupun semenjak saat itu aku tidak begitu percaya terhadap orang yang mencoba mencintaiku.
kedua
saat itu, salah mengambil langkah. membawa bocah ingusan ke tempat yang sangat indah. dengan kebijaksaan dan tanggung jawab. aku memutuskan untuk menemaninya. aku melihat dia hanya sesorang bocah yang aku pikir tidak memliki alat apapun untuk membawa dirinya sendiri untuk pulang dan terlanjur menikmati tempat indah itu. dengan sebuah pengorbanan meninggalkan sesuatu yang mahal dan langka. aku menemaninya. berusaha menikmatinya. dan kahirnya aku menikmatinya. aku sangat mempercayainya dalam hal ini. seminggu dua minggu berlalu. dan ternyata. aku sendiri yang tidak bisa bertahan.
tapi kenapa? oke aku tak bisa menahan kesabaran untuk menghadapimu. tapi aku pikir kau tidak akan sekejam itu. gone without saying anything. dan tiba-tiba memberikan aku kejutan yang sangat membuat keadaanku naas. terkapar.. lagi. kamu tau? aku memilihmu.. bisa saja saat itu aku meninggalkanmu terlarut dalam keindahan palsu. tapi saat itu aku berfikir aku terlalu keji untuk pergi. dan ternyata semua terbalik. kamu hilang dan timbul dengan corak lain.
ya, ternyata aku yang salah-lagi. ternyata kamu seseorang yang sangat sedang menikmati keindahan bermain. asyiknya bermain. hmpf, aku menyadari aku tidak bisa berbuat apa2. yang bisa kulakukan hanya memantau, mengawasi, dan siap sedia sambil menahan semuanya. menahan rasa yang hilang dan ruangan yang bau dan berantakan. MUNGKIN-lagi, Alam menginginkanku untuk membenahi lembaranku dengan perkerjaan sampingan melihat bocah tersenyum,tertawa siap menampung tangisannya apbila dia terjatuh tiba-tiba.
Sulit menerima kenyataan, nomor itu adalah nomor sahabatku. Dan dia mengajakku pergi berkumpul di rumah temanku. Terasa lagi rasa itu, pusing kepala yang tidak memiliki obat secara nyata. Walaupun begitu aku tetap mengambil sisi positifnya, yaitu masih ada yang mencariku atau istilah lainnya membutuhkanku. Walau bukan dirinya.
Saat telepon itu kututup. Langit-langit kamarku berputar tanpa arah. Aku merasakan lagi. Serangan dari dirinya yang kubuat sendiri. Badan yang terhempas angin badai yang tak terlihat. Aku lelah, selalu menangis setiap apapun menyerangku. Saat airmata siap meluncur. Aku menahannya dengan sekuat tenaga. Kutanamkan dipikiranku, bahwa ini adalah hidup. Ku ingat semuanya dari awal. Kupertanyakan dan kujawab lagi sendiri.
Pertanyaan pertama untuk orang pertama
Mengapa begitu tega dia meninggalkanku? Dan kujawab mungkin dia memang masih tertempel di jiwa perempuan berambut panjang itu. Tapi, jawabanku salah. Tak lama dia merangkul tubuh lain. Tubuh yang bukan dimiliki oleh perempuan berambut panjang itu. Perempuan rambut panjang itu ternyata juga telah merangkul tubuh lain. Lalu, kenapa? Kenapa perempuan itu tega mengahancurkan rumahku dan dia?. Aku kira kau sangat ingin melindunginya.. tapi apa. Kau malah menyakiti aku dan dia.
Aku tau, aku tidak bisa sepenuhnya menyalahkan perempuan berambut panjang itu. Dia juga telah memeluk tubuh lain. Tubuh yang memiliki persamaan denganku. Kuperhatikan kehidupan dia dan persamaan diriku. Sangat indah, hampir tidak ada kesedihan. Tidak ada satu rayappun yang menggerogoti rumah mereka. Yang ada malah kekokohan rumah itu semakin menjadi. Kegembiraan yang dalam memnuhi rumah mereka. Dan aku hanya diam dan menampakkan senyum terpaksa dari kejauhan sambil menahan robohnya tubuh ini.
Baiklah, dia memang bukan sinar matahari pribadiku. Mungkin dia hanya transit meminta pertolongan darurat untuk hatinya yang hancur tersobek-sobek. Lalu pergi mencari rumah yang lebih aman dari segalanya. Bersikaplah yang adil! Suara itu muncul. Ya aku mengerti kok. Kuciptakan sebuah tiang untuk aku berpegang. Tiang itu mengatakan : kau itu kuat, oleh karena itu kaulah yang menjadi rumah transitnya dan kesedihanmu itu sangat berharga, karena dibalik itu terdapat kegembiraan, walaupun bukan kamu yang merasakannya.
Tiang itu sangat berguna, walaupun terkadang aku masih saja menutup mata sehingga tidak tau harus berpeganngan dengan apa. Dan walaupun semenjak saat itu aku tidak begitu percaya terhadap orang yang mencoba mencintaiku.
kedua
saat itu, salah mengambil langkah. membawa bocah ingusan ke tempat yang sangat indah. dengan kebijaksaan dan tanggung jawab. aku memutuskan untuk menemaninya. aku melihat dia hanya sesorang bocah yang aku pikir tidak memliki alat apapun untuk membawa dirinya sendiri untuk pulang dan terlanjur menikmati tempat indah itu. dengan sebuah pengorbanan meninggalkan sesuatu yang mahal dan langka. aku menemaninya. berusaha menikmatinya. dan kahirnya aku menikmatinya. aku sangat mempercayainya dalam hal ini. seminggu dua minggu berlalu. dan ternyata. aku sendiri yang tidak bisa bertahan.
tapi kenapa? oke aku tak bisa menahan kesabaran untuk menghadapimu. tapi aku pikir kau tidak akan sekejam itu. gone without saying anything. dan tiba-tiba memberikan aku kejutan yang sangat membuat keadaanku naas. terkapar.. lagi. kamu tau? aku memilihmu.. bisa saja saat itu aku meninggalkanmu terlarut dalam keindahan palsu. tapi saat itu aku berfikir aku terlalu keji untuk pergi. dan ternyata semua terbalik. kamu hilang dan timbul dengan corak lain.
ya, ternyata aku yang salah-lagi. ternyata kamu seseorang yang sangat sedang menikmati keindahan bermain. asyiknya bermain. hmpf, aku menyadari aku tidak bisa berbuat apa2. yang bisa kulakukan hanya memantau, mengawasi, dan siap sedia sambil menahan semuanya. menahan rasa yang hilang dan ruangan yang bau dan berantakan. MUNGKIN-lagi, Alam menginginkanku untuk membenahi lembaranku dengan perkerjaan sampingan melihat bocah tersenyum,tertawa siap menampung tangisannya apbila dia terjatuh tiba-tiba.
4 komentar:
WOW
wow, kenapa shil... ???
NA INI ADALAH SANGAT BAGUSSSSSSSSSSSSS sedih dehh walaupun gue gak ngerti ini apa maksutnya dan baut siapa, tapi lo sangat jago merangkai kata2 ck ckc kc
Posting Komentar